-->

Cara Dan Upaya Peningkatan Mutu Produksi

Advertisemen
Cara Dan Upaya Peningkatan Mutu Produksi

Cara Dan Upaya Peningkatan Mutu Produksi

Sadar akan pentingnya produk yang bermutu, maka perusahaan harus berorentasi pada penciptaan produk yang bermutu, peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi. Akan tetapi, perlu ditegaskan bahwa bermutu atau tidaknya produk suatu perusahaan bukan ditetapkan atau di nilai oleh perusahaan, namun produk yang bermutu atau tidak bermutu dinilai oleh konsumen. Untuk itu, dalam usaha menghasilkan produk yang bermutu harus mengacu pada keinginan konsumen.

Adapun beberapa strategi yang dapat dipergunakan untuk peningkatkan mutu produki perusahaan, sebagai berikut :
    • Menetapkan tujuan yang jelas.
    • Memprakarsai atau menentukan kembali budaya organisasi.
    • Mengembangkan komunikasi yang jelas.
    • Melembagakan komunikasi efektif dan konsisten.
    • Melembagakan pendidikan dan pelatihan.
    • Mendorong perbaikan terus menerus.

      Untuk mencapai produk yang bermutu, maka langkah awal perusahaan yang harus ditempuh pertama kali harus menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik serta didasarkan atas tuntutan pelanggan atau konsumen. Apabila tujuan telah ditetapkan, maka seluruh sumber daya yang ada pada perusahaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

      Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan guna mencapai hasil produk yang bermutu yaitu penetapan budaya organisasi. Artinya, individu yang ada didalam perusahaan hendaknya dibangun sikap dan perilakunya menjadi perilaku yang mempunyai moral dan semangat kerja yang tinggi, loyalitas, tepat waktu dan rasa antusias untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal yang perlu ditekankan pada karyawan didalam perusahaan oleh manejer adalah kesejahteraan perusahaan yang mencakup tenaga kerja didalamnya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, untuk mencapainya hanya dengan cara menghasilkan produk yang bermutu.

      Pada tahap diatas kondisi intern perusahaan telah cukup baik. Tahap selanjutnya adalah pembentukan komunikasi yang baik antara karyawan atau dengan pihak eksten (luar) perusahaan salah satunya adalah dengan konsumen. Melalui komunikasi yang baik dengan konsumen, maka perusahaan akan mengetahu tanggapan konsumen atas produk yang dihasilkan serta apa keinginan konsumen pada periode-periode selanjutnya. Adapun keinginan konsumen pada setiap periode selalu akan mengalami perubahan.

      Pengawasan Terpadu.

      Cara lain untuk dapat membentuk produk yang bermutu adalah dengan melakukan pengawasan secara terpadu. Untuk pemaparan hal tersebut, maka perlu diurakan asas-asas manajemen pengawasan dan sistem pengawasan.

      Dalam melakukan pengawasan, hal yang perlu ditegaskan adalah harus terdapat asas pengawasan yang jelas. Adapun asas pengawasan terdiri asas :

      a. Asas sumbangan terhadap tujuan, dalam hal ini pengawasan bertujuan untuk mepermudah pencapaian tujuan.

      b. Asas penetapan standar, dalam hal ini dalam rangka efektivitas pengawasan, maka dalam melakukan pengawasan harus terdapat stndar pokok yang jelas dan objektif.

      c. Asas penetapan pokok-pokok pengawasan strategis, dalam hal ini pengawasan pada proses-proses kerja.

      d. Asas tindakan perbaikan, pengawasan dilakukan dengan tujuan akan dilakukan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi.

      e. Asas manajemen dengan kekecualian, untuk menelusuri dan menemukan penyimpangan yang potensial dan nyata dari rencana yang telah ditetapkan.

      f. Asas keluwesan pengawasan, dalam hal ini untuk dapat dengan cepat mengikuti perubahan yang terjadi.

      g. Asas keharmonisan organisasi, pengawasan yang dirancang dengan efisien harus harmonis dengan struktur organisasi.

      h. Asas kecocokan pengawasan, dalam hal ini pengawasan dilaksanakan oleh pemegang jabatan yang tepat.

      i. Asas tanggung jawab pengawasan, dalam hal ini pelaksanaan harus bertanggung jawab dan untuk itu dilaksanakan oleh jabatan yang secara umum bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan.

      j. Asas akuntabilitas pengawasan, dalam hal ini manejer sebagai pelaksana, penanggung jawab atas hasil pengawasan dan hasil perusahaan secara umum.

      Keberhasilan pengawasan didalam suatu perusahaan sangat tergantung pada pelaksanaan asas-asas pengawasan tersebut dengan baik.

      Baca juga : Pengertian Merek-brand Atau Merek


      Dalam melakukan pengawasan ada beberapa sistem yang dapat dipilih, yaitu sistim pengawasan untuk tujuan preventif atau untuk perbaikan. Sistem ini dapat dipilih tergantung pada kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Jika perusahaan merupakan perusahaan kontraktor, maka sistem pengawasan yang dapat dipilih adalah pengawasan prventif dan tentunya dapat dilakukan pengawasan perbaikan untuk intern perusahaan sendiri, seperti pengawasan keuntungan dan perbaikan bidang lainnya. Untuk pengawasan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang sistem pengawasan yang dapat dipilih adalah sistem pegawasan korektif.

      Khusus untuk mutu produk perusahaan, salah satu sistem pengawasan mutu yang dapat dipergunakan adalah pengawasan mutu terpadu. Dalam hal ini terkait dua unsur, yaitu cara pelaksanaannya dan tujuan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya meliputi konsep, sebagai berikut :
        1. Spesifikasi yang diinginkan.
        2. Produksi untuk memenuhi spesifikasi tersebut.
        3. Inspensi untuk melihat apakah produksi memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
        4. Perbaikan terhadap penyimpangan.

          Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah mempersiapkan dan menyediakan produk yang :
          1. Memuaskan pelanggan.
          2. Memadai.
          3. Dapat diandalkan.
          4. Ekonomi.

          Untuk dapat mencapai spesifikasi yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus mempersiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Adapun spesifikasi produk yang akan dicapai oleh perusahaan harus disebarkan pada personalia yng ada, sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai produk yang akan dibuat.

          Bentuk aktualisasi dari konsep diatas adalah perusahaan harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
          • Pemilihan mesin, proses dan alat yang mampu membentuk produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
          • Pemilihan perlengkapan untuk pengawasan mutu.
          • Perencanaan arus informasi pepabrikan dan kreteria pengawasan.
          • Perencanaan pengawasan mutu proses.
          • Seleksi dan latihan personalia produksi. Perencanaan aspek-aspek mutu mengenai pengepakan produk dan pengiriman.

          Kerja diatas harus diikuti oleh perusahaan yang berkeinginan untuk menghasilkan produk yang bermutu. Tentunya, sesuatu yang telah dipilih, seperti jenis mesin dan peralatan serta cara kerja bukan hanya sekedar melakukan pilihan sederhana, terlebih perusahaan yang membutuhkan investasi yang besar. Untuk melakukan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisa investasi dan berbagai analisa lainnya. Singkatnya, untuk pembentukan standar mutu produk, harus mengacu pada kondisi finansial perusahaan, sehingga kondisi finansial perusahaan tidak terganggu kinerjanya.
          Advertisemen

          Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
          Related Posts
          Disqus Comments
          © Copyright 2017 Strategi Marketing - All Rights Reserved - Template Created by goomsite & Kaizen Template - Proudly powered by Blogger